Potensi Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder Alga Merah Glacilaria Salicornia sebagai Kandidat Bahan Kosmetik Anti-Aging Secara In Silico

Kata Kunci:

Senyawa Metabolit Sekunder, Alga Merah Glacilaria Salicornia, Enzim Kolagenase, Anti Aging, Molecular Docking

Abstrak

Penelitian ini berfokus pada identifikasi kandungan dan potensi senyawa metabolit sekunder dalam alga merah (Gracilaria salicornia) sebagai bahan kosmetik anti-aging. Kulit, sebagai indikator kesehatan, dipengaruhi oleh iklim, umur, unsur seks, dan faktor genetik, memengaruhi elastisitasnya yang tergantung pada kolagen. Bahan kosmetik seperti Natural Moisturizing Factor, ceramide, aquaporin, dan Deoxyribonucleic Acid (DNA) digunakan untuk memelihara kolagen. Sumbawa, kawasan produksi alga, dapat menjadi sumber potensial bahan kosmetik. Metode penelitian mencakup ekstraksi alga menggunakan etanol 96%, identifikasi senyawa melalui Liquid Chromatography Mass Spectrometry (LC-MS), dan analisis in silico menggunakan molecular docking dengan enzim kolagenase. Dari 23 senyawa yang diidentifikasi, 11 memenuhi aturan Lipinski dan 8 memiliki bioavailabilitas yang baik. Molecular docking menunjukkan bahwa senyawa C35H36N4O6 memiliki afinitas terendah (-9,8 Kkal/mol), menunjukkan ikatan paling stabil dengan kolagenase. Hasilnya menyimpulkan bahwa senyawa metabolit sekunder dari alga merah memiliki potensi sebagai bahan kosmetik anti-aging. Penelitian ini memberikan dasar untuk pengembangan produk kosmetik yang berfokus pada pemeliharaan elastisitas kulit melalui penggunaan senyawa metabolit sekunder alga merah.

Referensi

Aglawe, S. B., Gayke, A. U., Khurde, A., Mehta, D., Mohare, T., Pangavane, A., & Kandalkar, S. (2019). Preparation and evaluation of polyherbal facial scrub. Journal of Drug Delivery and Therapeutics.9(2), 61–63. https://doi.org/10.22270/jddt.v9i2.2380

Ainur Rohmah, F. (2016). Pengaruh Proporsi Kulit Buah Kopi Dan Oatmeal Terhadap Hasil Jadi Masker Tradisional Untuk Perawatan Kulit Wajah. Jurnal Tata Rias. 05(03), pp. 72–79. Available at: https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata- ias/article/view/16478.

Badan Pusat Statistik. (2022)

Baky, Hanaa H. Abd El, and Gamal S. El-Baroty. (2013). Healthy Benefit of Microalgal Bioactive Substances. Journal of Aquatic Science, 1(1) : 11-22.

Elgamal AM, El Raey MA, Gaara A,dkk. (2021). Profil fitokimia dan aktivitas anti penuaan ekstrak euphorbia retusa: Studi in silico dan in vitro.J. Chem Arab.Juni;14(6): 103159.

Eva,O. (2017).Alga : Potensinya pada Kosmetik dan Biomekanismenya (Algae: Potency on Cosmetic and Its Biomechanism).Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi).09(02)

Fadhila, S. I. (2021). Uji toksisitas dan karakterisasi isolat dari fraksi etil asetat biji Anggur Bali (Vitis vinifera L. Var. Alphonso Lavallee) dengan LC-MS/MS (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Hadiyanto, H., & Nur, M. A. (2012). Mikroalga: Sumber Pangan & Energi Masa Depan. Undip Press.

Lipinski, C.A., Lombardo, F., Dominy, B.W., Feeney, P.J., 2001, Experimental and Computational Approaches to Estimate Solubility and Permeability in Drug Discovery and Development Settings, Adv. Drug Deliv. Rev., 46 (1– 3),3–26.

Papakonstantinou E, Roth M, Karak-iulakis G. (2012). Asam hialuronat: Molekul kunci dalam penuaan kulit.Dermato-Endokrinologi.Juli ;4(3): 253– 258.

Saifudin, Azis. (2014). Senyawa Alam Metabolit Sekunder Teori, Konsep, dan Teknik Pemurnian. Yogyakarta: Deepublish

Tallei, T. E., Tumilaar, S. G., Niode, N. J., Fatimawali, Kepel, B. J., Idroes, R., Effendi, Y., Sakib, S. A., & Emran, T. Bin. (2020). Potential of Plant Bioactive Compounds as SARS-CoV- 2 Main Protease (Mpro) and Spike (S) Glycoprotein Inhibitors: A Molecular Docking Study. Scientifica, 2020.

Tiwle, D. K. S. and R. (2016). Formulation and characterization of herbal face wash/scruber. European Journal of Pharmaceutical and Medical Research; 3(11), 274–278.

Wang J, Wang F, Yun H, Zhang H, Zhang QB. (2013). Effect and mechanism of fucoidan derivatives from Laminaria japonica in experimental adenine-induced chronic kidney disease. J Ethnopharmacol: 139(3):807–13.

Diterbitkan

2024-02-09