Efektivitas Pengolahan Air Limbah Grey Water Menggunakan Metode Lahan Basah Buatan Dengan Aliran Vertical Subsurface Flow (LBB-AVSSF)

Penulis

  • Nevy Amirda Oktavia Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
  • Rudy Yoga Lesmana Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
  • Dhymas Sulistyono Putro Universitas Muhammadiyah Palangka Raya

Abstrak

Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Air limbah domestik berdasarkan karakteristiknya terdapat 2 jenis yaitu black water berasal dari WC dan umumnya ditampung dalam septictank, sedangkan grey water berasal dari kegiatan mencuci, mandi dan memasak, yang umumnya langsung dibuang ke saluran drainase maupun perairan umum tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Salah satu alternatif yang direkomendasikan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan metode lahan basah buatan aliran vertical sub-surface flow. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode lahan basah buatan aliaran vertical sub-surface flow dalam pengolah air limbah grey water dengan tanaman kayu apu (Pistia Stratoites) terhadap penurunan kadar pencemar. Lahan basah buatan dibuat menggunakan media kerikil dan pasir dalam skala laboratorium. Analisis data dilakukan berdasrkan hasil yang diperoleh dari analisis parameter pH, BOD, COD dan Amonia sebelum dan sesudah pengolahan. Waktu detensi 3, 6, dan 9 sebagai perlakuan hari. Parameter utama adalah Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan amonia. Parameter pendukung pH dan suhu. Lahan basah buatan terbukti sangat efektif dalam pengolahan air limbah grey water dengan tanaman kayu apu (Pistia Stratoites) sebagai media pereduksi. Hasil penelitian yang efisiensi terjadi pada waktu detensi 3 hari dengan menurunkan kadar BOD sebesar 98,33%, COD sebesar 98,42% dan amonia sebesar 92,22%. Hasil penelitian ini telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Permen KLHK No: P. 68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku mutu air Limbah domestik.

Referensi

Arimbi, A., 2017. Efektivitas Tanaman Melati Air (Echinodorus Palaefolius) Dalam Menurunkan Kadar BOD (Biologycal Oxygen Demand) Dan COD (Chemical Oxygen Demand) Serta TSS (Total Suspended Solid) Pada Limbah Cair Tempat Pemotongan Ayam Di Kecamatan Delitua Kabupaten. Tesis. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Artiyani, A., Dan Firmansyah, N. H. (2016). Kemampuan Filtrasi Upflow Pengolahan Filtrasi Upflow Dengan Media Pasir Zeolit Dan Arang Aktif Dalam Menurunkan Kadar Fosfat Dan Deterjen Air Limbah Domestik. Jurnal Industri Inovatif, 6(1), 8–15

Doraja, P.H., Maya, S., Dan Kuswytasari, N.D., 2012. Biodegradasi Limbah Domestik Dengan Menggunakan Inokulum Alami Dari Tangki Septik, Jurnal Sains Dan Seni, 1(1):44±47.

Candra A. (2020). Efektivitas Tanaman Melati Air (Echinodorus Palaefolius) Dalam Pengolahan Limbah Cair Domestik Dengan Sistem Hidroponik Rakit Apung. Tugas Akhir. Uniiversitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Hariz, A. R., Purwanto., Suherman. (2018). Pengembangan Kawasan Industri Ramah Lingkungan Sebagai Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem (Studi Kasus di Taman Industri BSB Semarang). Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology. 1(1), 58-65.

Filliazati, M., Apriani, I., Dan Titin Anita Zahara. (2013). Pengolahan Limbah Cair Domestik Dengan Biofilter Aerob Menggunakan Media Bioball Dan Tanaman Kiambang. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 1.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Republik Indonesia. 2003. Baku Mutu Air Limbah Domestik. Indonesia: Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Khiatuddin, M. 2003. Melestarikan Sumber Daya Air Dengan Teknologi Rawa Buatan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Lestari, D.E., Satrianegara, M.F., Dan Susilawaty, A., 2013. Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Domestik Dengan Metode Rawa Buatan (Constructed Wetland). Al-Sihah, 5:184±193.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.68/Menlhk-Setjen/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

Prastica, R. M. S., Sulaiman, M. (2021). Pengembangan Floating Constructed Wetland Skala Laboratorium sebagai Reduktor Kandungan Kontaminan Limbah Domestik Badan Air Perkotaan. Media Komunikasi Teknik Sipil. 27(1), 118-126.

Ratnawati, R., Dan Talarima, A., 2017. Subsurface (SSF) Constructed Wetland Untuk Pengolahan Air Limbah Laundry, J. Teknik Waktu, 15:1±6.

Sa’diyah, K., Syarwani, M., Udijina, S, S., (2023). Pengolahan Air Limbah Domestik Menggunakan Kombinasi Settlement Tank dan Fixed-Bed Coloumn Up- Flow. Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan. 2 (2), 84-88.

Santoso, A, I., Putro, D, S., Efektivitas Cangkang Hama Bekicot (Achatina fulica) Sebagai

Adsorben Untuk Meningkatkan Kualitas Air Sungai Kahayan. Jurnal Serambi Engineering. 5 (4), 1415-1420.

Supradata. 2005. Pengolahan Limbah Domestik Menggunakan Tanaman Hias Cyperus Alternifolius, L. Dalam Sistem Lahan Basah Buatan Aliran Bawah Permukaan. Diakses Pada Tanggal 12 Maret 2023.

Wibisono, G. Dan P.Sukowati. 2010. Pengelolaan IPAL Komunal Melalui Struktur Kelembagaan Masyarakat Sebagai Bentuk Pengawasan Dan Pengendalian Bapedalda Jawa Timur Dalam Upaya Pelestarian Fasilitas Penting Bidang Sanitasi. Penelitian Hibah Bersaing.

Suprihatin, H., 2014. Wetland Dengan Tanaman Hias Bintang Air ( Cyperus Alternifolius ), Dinamika Lingkungan Indonesia, 1(2):80±87.

Diterbitkan

2024-02-27