http://jurnal.uts.ac.id/index.php/biomaras/issue/feed BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology 2024-08-29T00:13:08+07:00 Galih El Fikri, S.Si., M.Ling. jurnal.fith@uts.ac.id Open Journal Systems <p><strong>BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology</strong> (ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit?search=3025-7166">3025-7166</a>)merupakan Jurnal Ilmiah Akses Terbuka yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati, Universitas Teknologi Sumbawa. <strong>BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology</strong> terbit dua kali dalam setahun dan kini aktif menggunakan Open Journal System (OJS) yang mempublikasikan artikel asli, artikel pendek, dan artikel review di semua bidang multi-disiplin ilmu termasuk biosistematika, genetika molekuler, bioteknologi, keanekaragaman hayati, mikrobiologi, ekologi, ilmu lingkungan, pertanian, perikanan dan peternakan serta implementasi ilmu sains di masyarakat. Jurnal ini menerbitkan naskah yang ditulis dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun (Februari dan Agustus) dalam versi online.</p> http://jurnal.uts.ac.id/index.php/biomaras/article/view/3076 Pengaruh Biji Pepaya sebagai Koagulan terhadap Limbah Cair Industri Tahu di Kota Mataram 2023-07-20T12:40:12+07:00 Nisda Yuni Astuti nisdasbw@gmail.com Izzul Islam izzul.islam@uts.ac.id <p>Limbah tahu merupakan limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu dan mengandung kadar bahan organik yang sangat tinggi. Limbah tersebut dapat menyebabkan pencemaran sungai yang sangat besar karena membutuhkan kadar air yakni 75 – 150 liter per kg kedelai, dan sebagian besar dibuang sebagai limbah. Jika limbah cair industri tahu tidak diolah dengan baik dan dibuang ke perairan, maka akan berdampak pada sifat fisik dan kimia air yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme perairan dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan limbah tahu sebelum dibuang ke lingkungan. Biji pepaya merupakan salah satu biokoagulan yang biasa digunakan dalam penanganan masalah limbah, karena mengandung protein yang cukup tinggi dan tidak berbahaya bagi ekosistem. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menemukan bahan menemukan bahan pengolahan limbah yang lebih terjangkau dari sumber hayati di Indonesia seperti biji pepaya, dan untuk mengetahui perbedaan penurunan TSS, COD, BOD, dan pH setelah pemberian dosis koagulan biji pepaya pada limbah industri tahu. Metode yang digunakan adalah koagulasi untuk menurunkan kadar senyawa organik pada limbah limbah cair industri tahu. Didapatkan hasil bahwa pemanfaatan biji pepaya dalam siklus koagulasi efektif dalam menurunkan pengelompokan air limbah industri tahu. Dalam penelitian ini, dosis perlakuan koagulan biji pepaya dengan dosis 3 gram/500 ml hingga 7 gram/500 ml telah berhasil mengurangi konsentrasi akhir Total Suspended Solid (TSS), Chemical Oxygen Demand (COD), Biochemical Oxygen Demand (BOD), dan meningkatkan pH pada sampel limbah cair industri tahu yang diuji. Dosis koagulan biji pepaya yang ideal untuk menurunkan kadar TSS, COD, BOD, pada air limbah industri tahu adalah sebesar 7 gram/500 ml sedangkan untuk penurunan terbaik pada pH didapatkan pada dosis 3 gram/500 ml.</p> 2024-08-28T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology http://jurnal.uts.ac.id/index.php/biomaras/article/view/3097 Analisis Kandungan Senyawa Bioaktif dari Produk Pupuk Hayati RiceSolutionTM, PT Archipelago Biotechnology Indonesia dengan Teknik Kromatografi dalam Menghambat Cytochrome bc1 2023-07-20T21:34:23+07:00 Itha Puji Lestari ithapujilestari12345@gmail.com Gita Fenylestari gita.fenylestary@w.com Ali Budhi Kusuma ali.budhi.kusuma@uts.ac.id <p>Padi (<em>Oryza sativa L</em>.) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dan memiliki peran penting dalam pertanian global. Meskipun Indonesia merupakan salah satu penghasil beras terbesar, faktor serangan patogen seperti hawar daun bakteri dan tungro dapat menurunkan hasil panen secara signifikan. Pengembangan produk pupuk hayati yang inovatif dapat menjadi aset berharga untuk mendukung pertanian padi di Indonesia, terutama untuk mendorong pertumbuhan tanaman dan membantu padi melawan penyakit yang disebabkan oleh mikroba atau parasit. Salah satu produk pupuk hayati yang sudah banyak digunakan di kalangan petani padi Sumbawa adalah <em>Ricesolution</em>. Pupuk <em>RiceSolution</em> produksi PT. <em>Archipelago Bioteknology</em> Indonesia dikenal sangat efektif untuk mengobati penyakit hawar daun dan mempercepat pertumbuhan Padi, namun belum ada bukti ilmiah tentang kandungan kimia produk ini yang dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil senyawa bioaktif yang terkandung dalam sampel pupuk hayati <em>RiceSolution Archi Biotech</em> Indonesia dengan menggunakan teknik LC-MS. <em>RiceSolution</em> adalah pupuk yang diproduksi oleh Laboratorium Bioteknologi Nusantara Indonesia. Pupuk cair ini dapat digunakan sebagai biofungisida dan bioinsektisida biasa yang tidak berbahaya bagi ekosistem karena menggunakan bantuan PGPR yang membuat suplemen dalam pupuk dapat dengan mudah dikonsumsi tanaman melalui siklus mineralisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel <em>RiceSolution</em> mengandung 29 senyawa bioaktif; enam belas diantaranya berhasil diidentifikasi sebagai Hidroklorida, <em>Acetophenone, 1,3,5-Norcaratrien, 2-Carbethoxycyclopentanone, 2-Fenilpirol, 4-(1-BOC-4-PIPERIDYL)-1-Butanol L, Lidokain, Tert- butil 4- (Siklopropilmetil L) Piperidin-1-Karboksilat; 5-[(2-Ethylhexyl)amino]-6-Metil-1,2,4-triazin-3(2H)-one, Tert-butil 4- (Siklopropilmetil), Piperidin-1-Karboksilat, Os9545500, N2-Benzoil -L-lisil-N-(4-karbamimidamidobutil)-L- Lisinamid, MFCD00059002, </em>Asam Stearat<em>, (1s,2R,1'R,2'S)-2,2'-{1,224,7,10,13,1- Hexaoxacyclooctadecane- 2,9-diylbis[mtethylene (hexylcar bamoyl0]} </em>Asam disikloheksanakarboksil<em>, Bis{2-[bis(hidroksietil)amino]etil}2-[(9E)-9-oktadesen-1-il]suksinat</em>. bioaktif ini diketahui menjadi nilai dalam pertanian dari berbagai penelitian sebelumnya, data ini juga menandai sisa potensi “materi gelap kimiawi” yang belum teridentifikasi.</p> 2024-08-28T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology http://jurnal.uts.ac.id/index.php/biomaras/article/view/4746 Analisis Indeks Nilai Penting (INP) Komunitas Mangrove Tingkat Pohon di Pulau Nanga Sira, Kabupaten Sumbawa 2024-08-15T20:38:11+07:00 win malonga win.ariga@uts.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas mangrove tingkat pohon di Pulau Nanga Sira, Kabupaten Sumbawa, melalui analisis Indeks Nilai Penting (INP). Pengamatan dilakukan menggunakan metode transek kuadran dengan ukuran 10 x 10 meter pada dua stasiun pengamatan. Hasil identifikasi mangrove menunjukkan terdapat dua spesies mangrove tingkat pohon yang menyusun komunitas mangrove di kedua stasiun, yakni Avicennia alba dan Bruguiera cylindrica. Hasil analisa INP menunjukan dominasi yang sangat signifikan dari spesies Avicennia alba yang ditandai dengan nilai INP sebesar 254,51 pada stasiun 1 dan 215,80 pada stasiun 2. Sebaliknya, Bruguiera cylindrica memiliki INP yang jauh lebih rendah, yaitu 45,49 dan 84,20. Temuan ini mengindikasikan bahwa Avicennia alba merupakan spesies dominan dalam ekosistem mangrove Pulau Nanga Sira, memiliki pengaruh yang besar terhadap struktur komunitas, dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Hasil penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk upaya konservasi dan pengelolaan mangrove di wilayah tersebut.</p> 2024-08-28T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology http://jurnal.uts.ac.id/index.php/biomaras/article/view/4712 Analisis Molecular Docking Senyawa Metabolit Sekunder Asal Isolat Trichoderma sp terhadap Reseptor Enzim Cutinase pada Penyakit Layu Fusarium 2024-08-13T10:22:02+07:00 <p>Penyakit layu Fusarium dapat mengancam pertanian Indonesia karena menyebabkan penurunan hasil panen pada tanaman. Trichoderma sp. digunakan sebagai agen pengendali biologis yang berpotensi untuk mengatasi penyakit layu dengan menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang dapat menghambat patogen tanaman. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder Trichoderma sp. dan memprediksi interaksinya dengan enzim cutinase untuk menghambat patogenisitas Fusarium secara molecular docking. Penelitian ini melibatkan persiapan isolat Trichoderma sp., ekstraksi, dan analisis LC-MS/MS untuk identifikasi senyawa metabolit sekunder. Data LC-MS/MS di analisis menggunakan Masslynx v4.1, selanjutnya dilakukan molecular docking dan visualisasi interaksi ligan-reseptor dengan perangkat lunak PyRx, PyMol dan Discovery Studio untuk memahami potensi penghambatan patogenisitas Fusarium. Dari hasil identifikasi, didapatkan 16 senyawa metabolit sekunder Trichoderma sp. Analisis molecular docking menggunakan PyRx menunjukkan bahwa senyawa C30H44N4O10 memiliki binding affinity terendah sebesar (-6,9 kcal/mol) yang menunjukkan bahwa ikatan tersebut kuat dengan reseptor. Validasi menggunakan RMSD didapatkan senyawa dengan nilai ? 2Å yang artinya posisi ligan jauh dengan reseptor, sehingga kompleks ligan-reseptor tidak stabil dan mengalami fluktuasi konformasi yang besar. Visualisasi interaksi secara 2D dan 3D menunjukkan bahwa terdapat kemiripan interaksi antara ligan dan reseptor berupa ikatan hidrogen dengan residu GLU140 dan interaksi hidrofobik dengan residu LYS141, ALA211, ALA210, dan ALA214 sehingga menunjukkan potensi Trichoderma sp. dalam menghambat enzim cutinase melalui interaksi ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik yang stabil antara ligan dan reseptor.</p> 2024-08-28T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology http://jurnal.uts.ac.id/index.php/biomaras/article/view/4364 Pengaruh Pemberian Probiotik Terhadap Kualitas Fisika dan Mikrobiologi Air Tambak Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di PT. Caridea Jaya Lestari Kabupaten Sumbawa 2024-07-08T11:18:31+07:00 Asmiyanti - asmiazzahra41@gmail.com Riri Rimbun Anggih Chaidir riri.rimbun@uts.ac.id Sherly Feliayana Elisabeth Huka huka@w.com Pardiyono yono@w.com <table> <tbody> <tr> <td width="487"> <p>Nusa Tenggara Barat menduduki peringkat kedua sebagai pemasok udang terbesar setelah Jawa Barat. Produksi udang terus meningkat setiap tahunnya. Jenis udang yang paling banyak dibudidayakan adalah udang vaname. Dalam budidaya udang, faktor yang sangat penting adalah kualitas dan mikrobiologi air. Buruknya kualitas air dapat menyebabkan terganggunya kelangsungan hidup udang. Salah satu perlakuan yang dapat dilakukan adalah pemberian probiotik. Dosis yang digunakan umumnya 5 mg/L. Pemberian probiotik dapat membantu menjaga kestabilan air kolam. Di PT. Caridea Jaya Lestari, pemberian probiotik rutin dilakukan dua hari sekali. Kegiatan yang dilakukan adalah pengecekan kualitas air menggunakan alat YSI parameter sedangkan pengecekan mikrobiologi air menggunakan metode penghitungan koloni <em>vibrio sp </em>pada media TCBS<em>. </em>Adapun parameter yang diukur adalah salinitas, suhu, pH dan oksigen terlarut. Parameter <em>&nbsp;</em>suhu selama penelitian berkisar pada angka 26-29° C,&nbsp; &nbsp;salinitas berkisar antara 36-42 ppt, rata-rata nilai pH yaitu 7,9-8,4 serta oksigen terlarut berkisar antara 5,4-6,3 ppm. Parameter suhu, pH dan oksigen terlarut berada pada kisaran standar. Sedangkan salinitas melebihi standar bakumutu. Hal tersebut diduga karena cuaca panas selama pengamatan yang menyebabkan penguapan sehingga salinitas ikut meningkat. Selain itu, untuk kualitas mikrobiologi air kisaran <em>Vibrio </em>mulai dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 4,8 × 10<sup>2</sup> CFU/ml hingga TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung). TBUD diduga disebabkan karena tidak dilakukannya pergantian air pada kolam sehingga limbah organik menumpuk di dasar kolam. Adapun batas maksimum <em>Vibrio sp </em>pada kolam budidaya adalah 10<sup>4</sup> CFU/ml. Penggunaan probiotik mampu menjaga kestabilan parameter air dan meminimalisir pertumbuhan <em>vibrio</em>.</p> </td> </tr> </tbody> </table> 2024-08-28T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology http://jurnal.uts.ac.id/index.php/biomaras/article/view/4747 Pemanfaatan Tanaman Kelor (Moringa oleifera) sebagai Koagulan Alami untuk Pengolahan Air Gambut 2024-08-01T11:05:09+07:00 Dhymas Sulistyono Putro dhymassulistyono95@gmail.com Abdul Rohim abdul.fabi1999@gmail.com Muh Azhari abdul.fabi1999@gmail.com <p>Daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih, seperti di beberapa titik lokasi di Kota Palagka Raya biasanya masih menggunakan air gambut dan air sungai sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup seperti mandi dan mencuci pakaian dan air yang digunakan belum memenuhi standar tentang baku mutu air bersih yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32/Menkes/Per/IX/2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk keperluan Hygiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum yang memenuhi standar persyaratan adalah tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif.Biji Kelor pH tidak menunjukkan perubahan yang cukup banyak dari pH awal 2-3 keasaman pH menjadi 3-4 pH . Sedangkan untuk warna mengalami perubahan dari warna awal air gambut dengan setelah di berikan perlakuan menggunakan koagulan alami dari biji tanaman kelor, sedangkan daun kelor pH menunjukkan perubahan dari pH awal air gambut sekitar 1-2 keasaman pH menjadi 5 pH, sedangkan untuk warna mengalami perubahan dari warna awal air gambut dengan setelah di berikan perlakuan menggunakan koagulan alami dari daun kelor.Pengaruh koagulan alami dari biji kelor dan daun kelor terhadap air gambut kurang efektif untuk menaikan pH air gambut dan belum dikatakan layak digunakan sebagai proses pengolahan pada air gambut karena koagulan dari tanaman ini kurang efektif untuk menaikan pH dari air gambut tetapi cukup baik dalam proses pengikatan warna dari air gambut.</p> 2024-08-28T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology http://jurnal.uts.ac.id/index.php/biomaras/article/view/4832 Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Xanthine Oxidase sebagai Kandidat Enzim untuk Deteksi Asam Urat 2024-08-22T21:27:24+07:00 Maya Fitriana maya.fitriana@uts.ac.id Salman Khan Nasution nasutionsalmankhan@gmail.com <p>Eksplorasi sampel tanah dari mata air di Kecamatan Maronge telah dilakukan dengan mengisolasi bakteri pada medi selektif yang diharapkan dapat menghasilkan enzim xantin oxidase. Dari hasil isolasi berhasil mendapatkan 17 isolat bakteri. Karakteristik morfologi dari bakteri menunjukkan ciri yang berbeda-beda. Selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas enzim secara kualitatif dari ekstrak kasar enzim yang diekstrak dari bakteri yang ditumbuhkan dan teridentifikasi ada 7 isolat yang berpotensi menghasilkan enzim xantin oxidase.</p> 2024-08-28T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology http://jurnal.uts.ac.id/index.php/biomaras/article/view/4721 Karaterisasi Biokimia Kandidat Bakteri Endofit Dari Alga Hijau (Ulva lactuca) Sebagai Bioprospeksi Agen Pengendalian Hayati 2024-07-26T16:08:57+07:00 Wulan Wila Kantari wulanwilakantari12@gmail.com dwi ariyanti dwi.ariyanti@uts.ac.id <p>Ulva lactuca atau selada laut merupakan rumput laut berwarna hijau yang terbentuk seperti lembaran daun yang tipis dan halus mempunyai manfaat yang sangat besar dalam berbagai bidang. Salah satu keberadaan Ulva lactuca yaitu mempunyai bakteri endofit. Bakteri endofit adalah mikroorganisme yang hidup secara simbiosis didalam jaringan tanaman inangnya tanpa menyebabkan kerusakan atau dampak yang buruk bagi tanaman. Bakteri endofit dari Ulva lactuca dapat memiliki beragam aktivitas biokimia yang berpotensi sebagai agen pengendalian hayati terhadap pathogen tanaman. Studi karakterisasi biokimia dari bakteri endofit ini menjadi sangat penting untuk memahami mekanisme interaksi mereka dengan inangnya serta potensi aplikasi dalam pengendalian hayati. Tujuan dari penelitian ini Mengetahui hasil karakterisasi bakteri endofit yang diisolasi dari alga hijau (Ulva lactuca) dan mengetahui hasil uji biokimianya. Untuk mengetahui karakterisasinya menggunakan metode karaterisasi secara morfologi, pewarnaan gram dan endospora, maupun uji indol. Sedangkan uji biokimia ada uji sitrat, uji urease, uji indol, dan katalase. Sehingga didapatkan hasil karaterisasi yang berbeda dan mempunyai morfologi yang beragam. dan Uji biokimia dari keempat kandidat isolat bakteri endofit mendapatkan hasil bahwa bakteri endofit ini cocok digunakan sebagai kandidat untuk bioprospeki agen pengendalian hayati.</p> <p>Kata kunci: 1; bakteri endofit 2; bioprospeksi agen pengendalian hayati 3; Ulva lactuca</p> 2024-08-28T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology