http://jurnal.uts.ac.id/index.php/mantra/issue/feedMANTRA: Jurnal Sastra Indonesia (Sastra, Bahasa, Budaya)2024-10-01T07:20:47+07:00Rahmin Meilani Putrisastra.indonesia@uts.ac.idOpen Journal Systems<p>MANTRA adalah jurnal yang diterbitkan oleh Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Psikologi dan Humaniora, Universitas Teknologi Sumbawa. Jurnal ini merupakan jurnal penelitian yang memublikasikan berbagai laporan hasil penelitian, studi kepustakaan, dan tulisan ilmiah dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia. Setiap artikel yang diterbitkan pada jurnal MANTRA akan melalui proses penilaian sejawat (peer-review). Jurnal ini tersedia dalam bentuk daring dan sangat menjunjung tinggi etika publikasi serta tidak membenarkan segala bentuk plagiarisme. Terbit secara berkala dua kali setahun pada bulan Maret dan Oktober.</p> <p>Jurnal MANTRA diterbitkan pertama kali pada Maret 2023 sesuai dengan Surat keputusan BRIN nomor 29878969/II.7.4/SK.ISSN/07/2023 per tanggal 3 Juli 2023. MANTRA menerbitkan artikel yang secara konseptual relevan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan bidang bahasa dan sastra Indonesia, seperti studi linguistik, studi sastra, dan kajian budaya. Fokus dan ruang lingkup artikel ilmiah yang mencakup atau berkontribusi pada isu-isu kritis bahasa dan sastra. Ruang lingkup kajian yang dimaksud adalah fonologi, morfologi, sintaksis, analisis wacana, semantik, pragmatik, sosiolinguistik, psikolinguistik, antropolinguistik, dialektologi, sosiologi sastra, psikologi sastra, feminisme, semiotika, filologi, kritik sastra, antropologi sastra, sastra lisan, dan tradisi lisan, serta kajian-kajian bahasa dan sastra lainnya. Mantra juga menerima segala bentuk penelitian berbasis budaya yang memliki unsur kelisanan (teks sastra).</p>http://jurnal.uts.ac.id/index.php/mantra/article/view/4807Judi dan Masyarakat Bawah dalam Cerpen “Gorengan di Tepian Perempatan”: Kajian Sosiologi Sastra2024-08-13T18:31:17+07:00Septian Rifki Sugiartosptianrifki@gmail.com<p>Judi menjadi salah satu persoalan yang digambarkan dalam karya sastra. Dalam cerpen “Gorengan di Tepian Perempatan” karya Uri Pradanasari judi digambarkan dilakukan oleh seorang kakek tua yang bekerja sebagai pengamen dan merupakan bagian dari golongan masyarakat bawah. Penelitian ini membahas fenomena judi dan kaitannya dengan masyarakat bawah, serta dampak yang ditimbulkan. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan dan teknik analisis datanya menggunakan analisis interpretasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa judi digambarkan memiliki kedekatan dengan masyarakat bawah lantaran sebagai pelampiasan atas masalah yang dialami dan sebagai cara untuk mendapatkan uang. Meskipun demikian, dampak negatif yang diakibatkan oleh judi sangat beragam dan luas. Judi menyebabkan krisis finansial sehingga kebutuhan dasar seperti makanan tidak dapat tercukupi. Selain itu, judi juga berdampak buruk terhadap kesehatan dan dapat merusak hubungan sosial.</p>2024-10-01T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 MANTRA: Jurnal Sastra Indonesia (Sastra, Bahasa, Budaya)http://jurnal.uts.ac.id/index.php/mantra/article/view/4546Analisis Nilai Religius dalam Novel Tajwid Cinta Hadwan-Kafiya Karya Lebah Ratih2024-07-14T19:53:13+07:00Najamudinnajamudin@uts.ac.idMuthi'ah Sulistiowatimutiahsulistiowati386@gmail.com<p>Peneliti bertujuan untuk menganalisis nilai religius yang ada dalam novel <em>Tajwid Cinta Hadwan-Kafiya</em> karya Lebah Ratih. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian studi kepustakaan, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah teks atau naskah yang ada dalam Novel <em>Tajwid Cinta Hadwan-Kafiya </em>karya Lebah Ratih yang dipublikasikan pada tahun 2017 cetakan pertama. Teori yang digunakan untuk menganalisis yakni Representasi yang dikemukakan oleh Stuart Hall (1997). Teknik analisis data dengan memapaparkan secara deskriptif melalui komponen reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Tujuan penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan bagaimana representasi nilai religius dalam novel <em>Tajwid Cinta Hadwan- Kafiya </em>karya Lebah Ratih. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa nilai religius yang terdapat dalam novel ini ialah nilai ibadah, nilai akhlak, nilai keteladanan dan ikhlas. Dengan demikian, penelitian pada novel <em>Tajwid Cinta Hadwan-Kafiya </em>mencakup segala hal tentang religius.</p>2024-10-01T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 MANTRA: Jurnal Sastra Indonesia (Sastra, Bahasa, Budaya)http://jurnal.uts.ac.id/index.php/mantra/article/view/4522Majas Hiperbola pada Materi Stand-Up Comedi Abdur Arsyad: Kajian Stilistika2024-07-12T11:16:30+07:00Najamudinnajamudin@uts.ac.idRusmin Nurjadinrusmin.nurjadin@uts.ac.idWahyudinwahyuddinbima8@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan majas hiperbola yang terkandung dalam materi <em>Stand-Up Comedy</em> Abdur Arsyad. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif menggunakan pendekataan Stilistika. Sumber data dalam penelitian ini berupa majas hiperbola yang terdapat dalam Materi <em>Stand-Up Comedy</em> Abdur Arsyad. Teknik analisis data dilakukan dengan cara meliputi identifikasi data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini ialah terdapat penggunaan majas hiperbola pada materi Stand-up comedy Abdur Arsyad. Penyusunan kalimat mengunakan majas hiperbola dengan tujuan untuk memperindah tulisan supaya menarik dan untuk menekankan pesan-pesan yang ingin disampaikan.</p>2024-10-01T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 MANTRA: Jurnal Sastra Indonesia (Sastra, Bahasa, Budaya)http://jurnal.uts.ac.id/index.php/mantra/article/view/4568Kedwibahasaan Masyarakat Sasak di Desa Labuhan Burung: Kajian Sosiolinguistik2024-07-15T12:36:11+07:00Mahju Ariadiarihariadi111@gmail.comErwinsyah Putraerwinsyah.putra@gmail.com<p>Kebiasaan berbicara dua bahasa saat berinteraksi dengan orang lain disebut kedwibhasaan. Oleh karena itu, gejala penggunaan dua bahasa ini akan lebih kompleks jika unsur-unsur dari bahasa lain ditambahkan. Kerumitan ini berasal dari kenyataan bahwa mereka harus menentukan dengan bahasa apakah cara terbaik untuk berkomunikasi satu sama lain atau tidak. Selain itu, penutur harus dapat memilih bahasa atau variasi kode yang sesuai dengan keadaan. Kasus semacam ini menarik untuk diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan bentuk penggunaan kedwibahasaan pada masyarakat sasak di Desa Labuhan Burung. Data dalam penelitian ini adalah tuturan penutur sasak yang mengandung kedwibahasaan. Metode yang digunakan deskriptif kualitatlif yaitu mendeskripsikan bentuk kedwibahasaan yang digunakan oleh penutur sasak di desa Labuhan Burung. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik catat, simak libat cakap, dan rekam. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada tiga jenis kedwibahasaan yang dituturkan penutur sasak di Desa Labuhan Burung. Penggunaan kedwibahasaan tersebut berupa; 1) kedwibahasaan majemuk; 2) kedwibahasaan sejajar; 3) kedwibahasaan subordinatif. Dengan demikian, masyarakat Sasak di Desa Labuhan Burung termasuk dalam masyarakat dwibahasa karena mampu menggunakan dua bahasa dalam berintraksi sehari-hari.</p>2024-10-01T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 MANTRA: Jurnal Sastra Indonesia (Sastra, Bahasa, Budaya)http://jurnal.uts.ac.id/index.php/mantra/article/view/4221Konsepsi Patriarki dalam Serial Gadis Kretek Sutradara Kamila Andini dan Ifa Isfansyah2024-06-20T14:11:06+07:00Marwah Ernia Patihahmarwaernia903@gmail.comNunung Afrianinunungapriani07@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan fenomena patriarki dalam film yang berjudul <em>Gadis Kretek </em>karya Kamila Andini dan Ifa Isfansyah<em>. </em>Hal yang ingin diungkapkan dalam film tersebut adalah adanya tindakan atau fenomena patriarki. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan analisis deskriptif. Objek primer dari penelitian ini adalah film <em>Gadis Kretek </em>karya Kamila Andini dan Ifa Isfansyah dan objek sekunder berupa referensi-referensi terkait yang dapat membantu menjawab masalah penelitian. Data-data diperoleh dengan menonton,kemudian mencatat fenomena-fenomena terkait masalah patriarki dalam objek penelitian. Analisis dilakukan dengan identifikasi dan pendeskripsian data-data terkait masalah patriarki. <em> </em></p>2024-10-01T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 MANTRA: Jurnal Sastra Indonesia (Sastra, Bahasa, Budaya)http://jurnal.uts.ac.id/index.php/mantra/article/view/4519Analisis Unsur Antropologis dalam Cerita Rakyat La Raji dan La Dija Sangga2024-07-12T10:59:17+07:00NuraeniNuraeni24002@gmail.comNajamudinnajamudin@uts.ac.idRusmin Nurjadinrusmin.nurjadin@uts.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur antropologi yang terdapat dalam cerita rakyat <em>La Raji</em> dan <em>La Dija Sangga </em>karya Yuni Indriati. Permasalahan dalam penelitian ini dipecahkan dengan menggunakan pendekatan antropologi sastra. Konsep antropologis yang sesuai dengan masalah dalam penelitian ini adalah tujuh unsur kebudayaan yang dikemukakan oleh Koenjaraningrat. Teknik analisis data dilakukan dengan cara memaparkan secara deskriptif melalui komponen reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa data unsur antropologi ada 6 aspek yaitu (1) Peralatan Kehidupan Manusia ditemukan tiga jenis yakni tempat perlindungan diri, alat untuk mencukupi kebutuhan hidup, dan kebutuhan pangan, (2) Mata Pencaharian ditemukan dua jenis yakni berburu dan bercocok tanam, (3) Sistem Kemasyarakatan ditemukan dua jenis yakni kekerabatan dan organisasi sosial, (4) Sistem Bahasa ditemukan dua jenis yakni bahasa Indonesia dan bahasa Bima, (5) Sistem Pengetahuan ada dua jenis yakni pengobatan dan menjala ikan, (6) Sistem Religi ditemukan tiga jenis yakni kepercayaan pada dewa, nenek sihir dan api jelmaan.</p> <p> </p>2024-10-01T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 MANTRA: Jurnal Sastra Indonesia (Sastra, Bahasa, Budaya)