Perkembangan Sentimen anti-Tionghoa di Indonesia

Authors

  • Mirah Pertiwi Telkom University

DOI:

https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v3i1.1062

Abstract

Runtuhnya Orde Baru di Indonesia ditandai dengan kerusuhan yang meresahkan kemanusiaan. Kerusuhan Mei 1998 mencerminkan stereotip dan sentimen anti-Cina di antara masyarakat Indonesia. Setelah 23 tahun sejak tragedi tersebut, isu rasisme masih mewarnai Indonesia sampai sekarang. Artikel ini membahas mengenai penyebab sentimen anti-Tionghoa, dilihat dari sisi sejarah. Metode yang digunakan adalah literature review dengan pendekatan kualitatif. Temuan dari artikel ini menunjukkan sentimen terhadap keturunan Tionghoa mengakar sejak penjajahan belanda yang terjadi berabad-abad lalu. Sentimen tersebut diperkuat dengan regulasi-regulasi diskriminatif di era Orde Baru. Pasca tragedi Mei 1998, ditambah dengan runtuhnya rezim Orde Baru, sentimen negatif terhadap etnis Tionghoa berubah, diiringi dengan regulasi-regulasi yang memastikan kesempatan setara bagi seluruh warga Indonesia tanpa memandang etnis, agama, atau ras. Meski begitu, isu bernuansa rasisme masih terjadi sampai sekarang.

Keywords: Sentimen anti-Tionghoa, Kerusuhan Mei 1998, Sejarah Diskriminasi Tionghoa.

Published

2021-06-01

Issue

Section

Articles