SEME’ SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA WANITA SUMBAWA
DOI:
https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v3i2.1517Abstract
Seme’ sebagai sebuah identitas budaya telah dikenal, dipraktekkan, dan dilestarikan hingga saat ini oleh masyarakat Sumbawa. Tradisi tersebut dibawa oleh para leluhur untuk menjaga kulit dari sengatan matahari, dapat dikatakan Seme’ adalah bentuk sunblock tradisional yang bahan dasarnya berasal dari alam dan mudah didapatkan. Adapun Seme’ dalam sebuah perspektif identitas menjadi ciri khas yang menghasilkan bentuk visual pada wajah wanita Sumbawa. Misalnya seorang wanita menggunakan Seme’ pada siang hari di sawah artinya wanita tersebut berprofesi sebagai petani, juga menandakan cuaca sedang terik sehingga memakai Seme’ akan membantu menyejukkan wajah. Identitas ini yang kemudian menjadi topik penelitian ini, menggunakan teori komunikasi identitas milik Michael Hecht yang membagi komunikasi identitas diantaranya tahap personal layer, enactment layer, dan communal layer. Ketiga tahapan tersebut menganalisis bagaimana sebuah identitas dapat terbentuk dalam suatu masyarakat baik indvidu maupun kelompok. Pada penelitian ini ditemukan bahwa Seme’ dalam sebuah identitas tidak hanya sebatas media perawatan wajah, namun bagi orang Sumbawa Seme’ memiliki manfaat kegunaan yang kompleks dalam hal ini Seme’ sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Sumbawa. Contohnya Seme’ dalam tradisi ritual adat Barodak, Seme’ dalam tradisi sunatan (Basunat dalam bahasa Sumbawa), Seme’ sebagai media pengobatan tradisional. Dari hasil wawancara kepada 11 narasumber, rata-rata informan memberikan jawaban yang hampir serupa terkait manfaat dan tujuan penggunaan Seme’. Hal tersebut menghasilkan bahwa Seme’ sebagai sebuah identitas budaya telah dikenal sejak dulu memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh para pelestarinya.
Kata kunci: Seme’, Identitas, Budaya, Sumbawa