https://jurnal.uts.ac.id/index.php/agis/issue/feedJournal Agro Industrial and Sustainability (AGIS)2024-12-31T22:07:46+07:00Ariskanopitasari, S.T., M.App.Sc.ariskanopitasari@uts.ac.idOpen Journal Systems<h1>About the Journal: AGIS</h1> <p><span data-sheets-root="1" data-sheets-value="{"1":2,"2":"Journal AGIS tentang pengembangan industri dalam bidang hasil pertanian. Journal ini juga tentang proses keberlanjutan industri, baik dalam hal industri pertanian, energi, dan pengolahan limbah. "}" data-sheets-userformat="{"2":769,"3":{"1":0},"11":4,"12":0}">Journal AGIS merupakan jurnal yang bergerak di bidang pengembangan industri dalam bidang hasil pertanian. Journal ini juga tentang proses keberlanjutan industri, baik dalam hal industri pertanian, energi, dan pengolahan limbah.</span></p> <h1><span style="font-size: 14px;">Focus and Scope</span></h1> <div id="focusAndScope"> <ul> <li>Agricultural Engineering, Agroindustrial Biotechnology, Agroindustrial Engineering, Agroindustrial Management and System, Bioenergy and Biorefinery from Agroindustrial Waste, Biofuels, Biomass and Feedstocks Utilization, Bioprocess and Bioproducts, Biosystem and Environmental Engineering, Food Engineering, Food Microbiology and Biotechnology, Food Nutrition, Food Production and Quality, Food Security and Safety, Food Sensory, Sustainable and Smart Agroindustry, Waste Management and Technology,</li> <li><a style="background-color: #ffffff;" href="https://jurnal.uts.ac.id/index.php/agis/issue/current">Articel</a></li> </ul> </div>https://jurnal.uts.ac.id/index.php/agis/article/view/5278KARAKTERISTIK TEH HERBAL BAJAKAH (Shatholobus littoralis Hassk) BERDASARKAN VARIASI SUHU PENGERINGAN2024-12-31T21:43:33+07:00<p>Teh merupakan minuman yang sangat diminati masyarakat Indonesia. Salah satunya tanaman bajakah (<em>Spatholobus littoralis Hassk</em>). Proses yang dilakukan untuk pengolahan teh herbal kayu bajakah ini melalui proses pengeringan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis sifat fisik (kadar air) dan kimia (pH dan antioksidan) pada teh herbal kayu bajakah dengan variasi suhu pengeringan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium dan data dianalisis menggunakan ANOVA rancangan acak lengkap, dengan vaktor yang digunakan pada suhu (40°C, 60°C dan 80°C). Berdasarkan hasil pengujian didapatkan hasil uji sifat fisik (kadar air) teh bajakah pada suhu 40°C, 60°C dan 80°C dengan nilai rata-rata berturut-turut 7.4%, 4.47% dan 2.53%, hasil uji kimia (pH) sediaan teh herbal kayu bajakah pada suhu 40°C, 60°C dan 80°C memiliki nilai berturut-turut sebesar 5.2, 4.8 dan 4.2 dan untuk hasil uji antioksidan teh herbal kayu bajakah pada suhu 40°C, 60°C dan 80°C memiliki nilai berturut-turut sebesar 83.38%, 88.36% dan 89.91%.</p>2024-12-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal Agro Industrial and Sustainability (AGIS)https://jurnal.uts.ac.id/index.php/agis/article/view/4991Colorant Anthocyanin Biosynthesis for Supporting Clean Label Trend: A Review 2024-11-11T08:41:52+07:00Ratna Nurmalita Sariratnanurmalitasari@gmail.com<p>Color is a crucial attribute in product development. Anthocyanin as the well-known natural colorant currently entering synthetic biology for the mass production and achieving clean label trend. This paper reviewed anthocyanin as food colorant, the biosynthesis of anthocyanin and trend of anthocyanin and clean label. Anthocyanin is one of the subclasses of phenolic phytochemicals in the form of glycoside. The synthesis of anthocyanin related to the stability of its pigment as a colorant in the medium. The natural source of anthocyanin from plant is widely used to provide low toxicity. This natural colorant also found its activity against wide range of microorganism of food-borne pathogens. Meanwhile, natural sources of anthocyanin had many drawbacks including low stability, long process to standardize, and high expense to obtain pure extract. The availability of genes for the entire known pathways of anthocyanins open up the possibility for biosynthesis via several pathways such as flavanones. Currently, the biosynthetic of anthocyanins could be the best practice and alternative in supporting the clean label trends around worldwide.</p>2024-12-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal Agro Industrial and Sustainability (AGIS)https://jurnal.uts.ac.id/index.php/agis/article/view/5274Rancang Bangun Alat Tanam Jagung (Zea Mays L) Manual Dengan System Dorong2024-12-31T20:49:31+07:00Adi Ardiansyahadiardiansyah@uts.ac.id<p>Produksi jagung dunia menempati urutan ketiga setelah padi dan gandum. Indonesia menempati urutan ke-8 dengan produksi jagung sekitar 2.06 %. Produksi jagung terbesar di 12 Provinsi dan 45 Kabupaten, Berdasarkan data badan statistik di Nusa Tenggara Barat produksi jagung sebesar 20.67 juta ton atau naik 1.66 pada tahun 2015 di bandingkan pada tahun 2014. Metode penelitian ini adalah metode ekperimental dengan percobaan merancang alat mesin secara langsung di perbengkelan. Pengujian performansi dengan perlakuan jagung 3 tahap yaitu 0.015 kg, 0,016 kg dan 0.016 kg. Pengujian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian pada waktu kerja yang paling lama adalah pada percobaan ketiga yakni 45.50 menit sedangkan waktu yang paling cepat yakni pada perlakuan pertama yakni 15.47 menit dan pengujian alat dilakukan tiga perlakuan dengan bobot bahan berbeda yakni perlakuan pertama 0.25 kg, perlakuan kedua 0.5 kg, dan perlakuan ketiga 0.75 kg. Efisiensi kerja alat perlakuan pertama, kedua, dan ketiga masing-masing sebesar 93.95 dan 97%. Efisiensi yang paling tinggi terjadi pada perlakuan ketiga yakni yakni sebesar 97%. Efisiensi yang paling rendah adalah perlakuan pertama yakni 0.93 atau 93%. Kapasitas kerja alat pada perlakuan pertama sebesar 0.015 kg/menit. Adapun perlakukan kedua dan ketiga kapasitas kerja alat memiliki nilai yang sama, yakni 0.016 kg/menit.</p>2024-12-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal Agro Industrial and Sustainability (AGIS)https://jurnal.uts.ac.id/index.php/agis/article/view/5279KARAKTERISTIK BRIKET BOTTOM ASH LIMBAH BATU BARA BERDASARKAN VARIASI PEREKAT TEPUNG KANJI PLTU DI PT. PLN (Persero) UPK TAMBORA KERTASARI TALIWANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT2024-12-31T21:45:34+07:00Iqbal Jufrial Hamdiariskanopitasari3@gmail.com<p>Briket arang adalah bentuk energi terbaru dari biomassa, merupakan bahan bakar alternatif pengganti minyak dan gas, baik dalam kegiatan industri maupun rumah tangga. Briket arang berasal dari bahan baku limbah tanaman yang melimpah dilingkungan sekitar. Bottom ash merupakan salah satu limbah biomassa yang hingga saat ini pemanfaatannya masih sangat sedikit dan terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan limbah bottom ash melalui pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif. Analisis yang dilakukan meliputi karakteristik pengaruh variasi jumlah perekat terhadap kadar air, indeks kehancuran, kadar abu, dan nilai kalor terhadap briket bottom ash. Penggunaan konsentrasi perekat tepung kanji sebesar 20%, 30%, dan 40%. Penelitian ini menggunakan RAL satu faktor dengan analisis anova untuk mengetahui pengaruh penggunaan variasi perekat terhadap briket bottom ash. Penelitian ini menghasilkan briket yang telah memenuhi standar SNI 01-6235-2000, konsentrasi perekat 20% menghasilkan nilai kadar air sebesar 7.2%, kadar abu sebesar 7.39%, lama pembakaran 163 menit/40g, indeks kehancuran sebesar 0.22% dan nilai kalor sebesar 4672 Kal/gr. Konsentrasi perekat 30% dengan nilai kadar air sebesar 7.6%, kadar abu sebesar 7.48%, lama pembakaran 135 menit/40g, indeks kehancuran sebesar 0.21% dan nilai kalor sebesar 4040 Kal/gr. Konsentrasi perekat 40% dengan nilai kadar air sebesar 8.0%, kadar abu sebesar 7.53%, lama pembakaran 128 menit/40g, indeks kehancuran sebesar 0.18% dan nilai kalor sebesar 4672 Kal/gr.</p>2024-12-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal Agro Industrial and Sustainability (AGIS)https://jurnal.uts.ac.id/index.php/agis/article/view/5281ANALISIS VARIASI BERAT ARANG AKTIF BIDARA (Zizipus mauritiana L) TERHADAP KADAR TOTAL DISSOLVED SOLID (TDS) LIMBAH CAIR TAHU INDUSTRI TAHU TEMPE DUA PUTRA DI BRANG BIJI SUMBAWA2024-12-31T21:57:41+07:00Sri Wahyuniariskanopitasari3@gmail.com<p>Sisa dari kedelai yang tidak terbentuk menjadi tahu pada proses produksi disebut limbah tahu, yang tergolong dalam berbentuk padat dan cair. Limbah bentuk padat adalah kotoran yang dihasilkan dari proses pembersihan kedelai dalam bentuk cair dan dapat mencemari perairan. Pada Limbah cair tahu terdapat kadar <em>Total Dissolve Solid (TDS)</em>, <em>Biological Oxygen Demand (BOD)</em> dan pH yang tinggi yang menyebabkan tidak dapat dibuang langsung pada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar <em>Total Dissolve Solid (TDS)</em>, <em>Biological Oxygen Demand (BOD)</em> dan pH pada limbah cair tahu yang di ambil pada industri Tahu Tempe Dua Putra di Berang Biji Sumbawa dengan menggunakan metode filtrasi menggunakan arang aktif Bidara <em>(Zizipus mauritiana L). </em>Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang di uji di Labolatorium dan di rancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu factor berupa perbedaan variasi berat arang aktif yang di gunakan yaitu 15gr, 20gr dan 25gr yang di uji dengan masing-masing 3 kali ulangan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan variasi berat arang aktif bidara <em>(Zizipus mauritiana L) </em>pada cairan limbah tahu berhasil menurunkan kadar <em>Total Dissolve Solid (TDS)</em>, <em>Biological Oxygen Demand (BOD)</em> dan pH dengan jumlah variasi berat terbaik yaitu 25gr, dengan nilai pH 7,4, TDS 9489 mg/L dan BOD 47 mg/L.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong><strong>:</strong> <em>Activated Charcoal, </em><em>Tofu waste, Dissolve Solid (TDS), Biological Oxygen Demand (BOD)</em></p> <p><em> </em></p>2024-12-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal Agro Industrial and Sustainability (AGIS)https://jurnal.uts.ac.id/index.php/agis/article/view/5282ANALISIS VARIASI JUMLAH KATALIS CaO/SIO2 DARI LIMBAH CANGKANG TELUR DAN SEKAM PADI TERHADAP KUALITAS BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH2024-12-31T21:59:28+07:00Nahdia Sabila Hasibuanshafwan.amrullah@uts.ac.id<p>Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah digunakan beberapa kali penggorengan yang mengandung asam lemak bebas (FFA) yang tinggi sehingga dapat dikonversi menjadi biodiesel (etil ester). Cangkang telur dan sekam padi adalah salah satu limbah pangan yang selama ini masih sedikit pemanfaatannya. Dalam penelitian ini, hasil pembuatan biodiesel dari minyak jelantah dengan variasi perbandingan berat katalis CaO/SiO<sub>2</sub> heterogen. Biodiesel dibuat dengan proses esterifikasi dan transesterifikasi dengan katalis heterogen CaO/SiO<sub>2</sub>. Biodiesel yang dihasilkan kemudian dilakukan pengujian densitas, viskositas, yield, bilangan asam dan GC-MS. Hasil terbaik yang di dapatkan terdapat pada ulangan ke tiga dengan katalis 15 gram, memiliki densitas 86 g/cm<sup>3 </sup>, dengan nilai viskositas 3 mm<sup>2</sup>?s (cSt), Yield 75,75 %, bilangan asam dengan nilai 0,4 mg-KOH/g serta analisa GC-MS terdapat kandungan 2 jenis rantai jenuh yaitu methyl miristate dan methyl palmitate dan 2 jenis metil ester rantai tak jenuh, Kandungan metil ester terbanyak pada biodiesel ini adalah metil oleat yang memiliki kadar 66,21%.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Biodiesel; <em>Katalis CaO/SiO2; Esterifikasi; Tranesterifikasi; Minyak Goreng Bekas</em></p>2024-12-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal Agro Industrial and Sustainability (AGIS)https://jurnal.uts.ac.id/index.php/agis/article/view/5275OPTIMALISASI MESIN ASAP CAIR SKALA RUMAH TANGGA BERDASARKAN HASIL DAN PERBEDAAN BAHAN BAKU (TONGKOL JAGUNG, TEMPURUNG KELAPA, SABUT KELAPA DAN AMPAS TEBU)2024-12-31T21:27:10+07:00Tegar Riski Saputrashafwan.amrullah@uts.ac.id<p>Pirolisis merupakan suatu proses pembakaran biomassa di dalam reaktor dengan sedikit atau tanpa adanya udara. Hasil dari pirolisis berupa produk bioarang dan asap cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis uji karakteristik alat pirolisis sekala rumah tangga berdasarkan hasil dan bahan baku limbah pertanian setelah dilakukan optimalisasi serta untuk mengetahui karakteristik asap cair berdasarkan hasil dan perbedaan bahan baku limbah pertanian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis tentang karakteristik dari alat pirolisis setelah dilakukan pengoptimalisasiandan karakteristik asap cair berdasarkan variasi (%) campuran bahan baku dengan parameter pengujian Randemen , pH sifat pisik dan GCMS <em>(gas chromatography mass spectroscphy). </em>Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa perlakuan terbaik terdapat pada variasi bahan baku 1,5 kg tongkol jagung dan 1,5 kg ampas tebu dengan nilai rendemen sebesar 0,019% dengan suhu tertinggi 220ºC, pH 3,34, bobot jenis 1,019, bahan terapung tidak ada, warna coklat kehitaman, serta senyawa asam asetat 1,86% yang memenuhi standar nasional indonesia (SNI). Kecuali kadar fenol yang lebih tinggi dari standar mutu asap cair dengan nilai 7,66%.</p>2024-12-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal Agro Industrial and Sustainability (AGIS)https://jurnal.uts.ac.id/index.php/agis/article/view/5280KARAKTERISTIK ALAT FILTER AIR PORTABLE MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH ABSORBEN ARANG AKTIF CANGKANG KEMIRI (Aleurites moluccanus)2024-12-31T21:55:58+07:00Fatima Azzahra Madanishafwan.amrullah@uts.ac.id<p>Air merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia maka dalam menggunakan atau mengonsumsinya diperlukan air yang bersih dan memiliki kualitas bagus. Parameter standar air bersih yaitu sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 32 tahun 2017 sehingga air layak dan aman digunakan. Untuk mendapatkan air bersih perlu adanya proses filtrasi. Dalam penelitian ini proses pembuatan arang aktif yaitu dari cangkang kemiri. Pembuatan arang aktif dilakukan dengan 2 tahapan yaitu pembakaran (karbonasi) untuk menghasilkan arang, lalu tahap kedua yaitu pengaktifan (aktivasi) menggunakan bahan kimia 20 gram NaOH, dilakukan selama 24 jam dalam suhu ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakteristikkan alat filter air dengan variasi arang aktif yang berbeda. Pada setiap variasi arang aktif dilakukan 4 kali pengulangan Uji pH, TDS, Suhu, Rasa, Bau.. Pada penelitian ini mendapatkan hasil terbaik yaitu pada Variasi 750 gram dengan nilai pH 7,4, TDS 357, Suhu 31°C, 1,5, Rasa 1, Bau 1. Dapat disimpulkan bahwa alat filter air portable dengan variasi 750 gram mendapatkan hasil yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO 32 Tahun 2017.</p>2024-12-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal Agro Industrial and Sustainability (AGIS)https://jurnal.uts.ac.id/index.php/agis/article/view/5276KARAKTERISASI ALAT FILTER AIR PORTABEL MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH ABSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea mays)2024-12-31T21:29:35+07:00Ari Ardiansyahshafwan.amrullah@uts.ac.id<p>Air adalah zat yang sangat penting untuk kehidupan terutama untuk makhluk hidup termasuk manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. seperti minum, memasak, mandi, mencuci dan lain sebagainya. Kualitas air mempunyai beberapa parameter untuk syarat-syarat sesuai dengan Permenkes RI No 32 tahun 2017 sehingga air layak dan aman digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaraterisasi filter air portabel menggunakan variasi arang aktif, air yang digunakan nanti layak dan aman untuk digunakan. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengujian air dengan alat filtasi juga dengan variasi arang aktif yang berbeda sebanyak 4 kali pengulangan sehingga mendapatkan 16 sampel kemudian di uji kualitas airnya. Metode yang digunkan kuantitafi dan deskriptif. Adapun hasil uji menunjukkan hasil pengujian terbaik pada variasi 500 gram dengan nilai uji pH 7.3, uji TDS 143, uji suhu 33.4, uji bau 2.4, dan uji rasa 1.3 Oleh karena itu pada variasi 500 gram mampu mendapatkan hasil yang baik dalam pengolahan air bersih yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Repoblik Indonesia No 32 Tahnu 2017 Tentang hygine Sanitasi.</p>2024-12-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal Agro Industrial and Sustainability (AGIS)https://jurnal.uts.ac.id/index.php/agis/article/view/5277ANALISIS KANDUNGAN NITROGEN PADA PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN KULIT PISANG, SABUT KELAPA, DAN DAUN GAMAL DENGAN BIOAKTIVATOR RAGI TAPE2024-12-31T21:40:57+07:00Irwansyah Irwansyahshafwan.amrullah@uts.ac.id<p>Peningkatan sampah akan menjadi ancaman bagi masyarakat karena dapat menyebabkan masalah gangguan pada kesehatan dan kebersihan lingkungan. Maka diperlukan pengolahan yang baik terhadap sampah organik. Pengolahan sampah organik dengan cara pembuatan pupuk organik cair. Limbah kulit pisang, sabut kelapa, dan daun gamal merupakan bahan organik untuk pembuatan pupuk organik cair dengan penambahan bioaktivator ragi tape. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan jumlah kandungan nitrogen pada pupuk organik dengan bahan dasar (kulit Pisang, sabut kelapa, dan daun gamal) menggukana bioaktivator tagi tape. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan RAL. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa konsentrasi bioaktivator ragi tape memberikan pengaruh terhadap jumlah nitrogen yang dihasilkan, karena semakin banyak penambahan ragi tape maka semakin banyak jumlah nitrogen yang dihasilkan. Penambahan bioaktivator ragi tape 10 gram menghasilkan kadar nitrogen sebanyak 0,52%. Penambahan bioaktivator ragi tape 30 gram menghasilkan kadar nitrogen sebanyak 0,74%. Dan penambahan bioaktivator ragi tape 50 gram menghasilkan kadar nitrogen sebanyak 0,88%. Perlakuan yang tertinggi pada penelitian ini dengan penambahan ragi tape sebanyak 50 gram menghasilkan kadar nitrogen 0,88%. Kadar nitrogen yang di hasilkan lebih dari standar minimum kualitas pupuk organik cair. Sesuai Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.261/KPTS/SR.310/M4/2019 bahwa nitrogen pupuk organik cair adalah 0,5.</p>2024-12-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal Agro Industrial and Sustainability (AGIS)