The impact of applying liquid organic fertilizer and inorganic fertilizer on the growth and yield of curly red chili in dryland

Authors

  • Hengki Saputra Department of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture, Universitas Mataram, Indonesia
  • Ayu Purnamasari Department of Pest Science, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
  • Julsento H P Department of Oil Palm Cultivation, Faculty of Agriculture, Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta, Indonesia
  • Herlina Mega Puspitasari Department of Agribusiness, Vocational School, Universitas Sebelas Maret, Indonesia
  • Muhammad Noor Ariefin Department of Agronomy, Faculty of Agriculture and Animal Husbandry, Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Indonesia
  • Muhammad Parikesit Wisnubroto Department of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture, Universitas Andalas, Indonesia
  • Alfassabiq Khairi Department of Sustainable Agriculture, Faculty of Agricultural Science and Technology, Universitas Teknologi Sumbawa, Indonesia

Keywords:

cabai keriting, pertanian organik, pupuk anorganik, pupuk organik

Abstract

Cabai merah keriting (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) pada berbagai konsentrasi dan dosis pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai keriting. Penelitian telah dilakukan di Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia pada ketinggian 60 m dpl yang dimulai dari bulan April sampai dengan Juli 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah penerapan konsentrasi POC dan faktor kedua adalah penerapan dosis pupuk anorganik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik tidak memberikan perbedaan nyata pada diameter batang, jumlah cabang/tanaman, dan total berat buah/tanaman, namun berbeda nyata dengan tinggi tanaman pada umur 42 HST (fase vegetatif maksimum). Buah cabai keriting yang diamati tidak menghasilkan nilai berbeda nyata dengan berbagai kombinasi perlakuan. Namun pupuk tunggal pada POC sangat responsif pada awal pertumbuhan (14 HST) yang terlihat pada tinggi tanaman.

Published

2024-03-02

Issue

Section

Articles