STRETTO: Jurnal Penyajian, Pengkajian dan Penciptaan Musik https://jurnal.uts.ac.id/index.php/sttreto <p>Jurnal ini mengundang penyelidikan orisinal, signifikan, dan teliti terhadap semua subjek dalam atau lintas disiplin ilmu yang terkait dengan penciptaan musik, studio musik, pertunjukan musik, dan etnomusikologi. Hal ini mendorong perdebatan lintas disiplin dan pertukaran berbagai pendekatan.</p> Universitas Teknologi Sumbawa en-US STRETTO: Jurnal Penyajian, Pengkajian dan Penciptaan Musik 3047-0420 LAGU KINGMASMUS “ANJING BUKAN MAKANAN” PESAN MORAL DALAM SIMBOL KESEJAHTERAAN HEWAN https://jurnal.uts.ac.id/index.php/sttreto/article/view/4113 <p style="font-weight: 400;"><em>Animal Welfare</em> merupakan sebuah gerakan dalam menangani kesejahteraan hewan dalam etika dan tanggung jawab. Kebutuhan untuk melakukan pengukuran langsung terhadap kesejahteraan yang buruk serta menggunakan studi canggih tentang preferensi hewan ditekankan. Hewan yang hidup di sekitar manusia juga berhak mendapatkan tempat yang layak untuk mereka hidup. Sudah banyak praktik perdagangan hewan yang tidak masuk dalam kategori, dengan kata lain memperlakukan dengan tidak layak untuk dikonsumsi. Lirik dalam lagu “Anjing bukan makanan” merupakan sebuah pesan moral terhadap menyikapi praktik perdagangan dan konsumsi pada anjing. Lagu bertema <em>Animal Welfare</em> ini menempatkan posisi pada sebuah karya seni secara kolektif. Memberikan para pendengaran untuk lebih melihat kesejahteraan hewan, walaupun beberapa yang tidak setuju dengan konsep kesejahteraan hewan itu sendiri. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan <em>netnografi</em> dan analisis teks melalui pesan yang terdapat pada lirik lagu. Hasil penelitian ini, melihat fenomena terkait tentang pesan yang disampaikan melalui karya seni dalam menyuarakan kesejahteraan hewan. Lagu Kingmasmus sendiri mempunyai pesan terhadap kesejahteraan hewan, dilihat dari produksi lagu yang dikonsumsi oleh para pendengaran di media digital. Memperoleh keuntungan oleh produsen dengan menggunakan karya idealis dalam proses produksi seni.</p> <p style="font-weight: 400;">&nbsp;</p> <p style="font-weight: 400;">&nbsp;</p> Muhammad Fajri Hamid Copyright (c) 2024 STRETTO: Jurnal Penyajian, Pengkajian dan Penciptaan Musik 2024-07-29 2024-07-29 1 2 63 73 10.36761/stretto.v1i2.4113 ANALISIS FUNGSI MUSIK MELANGKO DESA ROPANG KABUPATEN SUMBAWA NUSA TENGGARA BARAT https://jurnal.uts.ac.id/index.php/sttreto/article/view/4445 <p>Melangko merupakan salah satu kesenian daerah Sumbawa yang hingga saat ini masih dapat dijumpai ditengah-tengah kehidupan Masyarakat terutama pada prosesi adat perkawinan putra-putri Tau Samawa. Kesenian ini memiliki tema yang beragam kemudian dibentuk menjadi karya seni dan dijadikan sebagai salah satu sarana hiburan pada prosesi adat Masyarakat Sumbawa seperti basunat, barodak, nyorong, dan pangantan. Lewat musik Melangko para penutur tradisi Samawa mampu berkomunikasi dengan masyarakat atau penonton dengan baik, harmoni yang dilahirkan dapat memikat para pendengar dikarenakan lirik lagu dan syair yang sangat menarik untuk disampaikan pesan kepada masyarakat. Melangko berisi pesan dan nasihat yang disampaikan dalam cerita dengan tema beragam seperti kisah nyata yang dialami para penutur. Dalam menganalisis musik Melangko, penulis memahami terlebih dahulu bentuk analisis musik lalu menerapkan pada musik Melangko yang di dalam ada metode isi serta alat musik rabana. Penulis menjelaskan faktor penyebab tidak ada regenerasi Melangko Di Desa Ropang, seperti minimnya sumbangsih dari pihak-pihak terkait terutama pegiat kesenian dan pemerintah desa, serta penulis juga menjelaskan upaya pelestarian kesenian Melangko dengan berpartisipasi dalam kegiatan religi kesenian Maulid Nabi, Isra Miraj, dan Halal Bihalal.</p> Wulan Aprillia Ananda Gigih Alfajar Novra Wulanda Copyright (c) 2024 STRETTO: Jurnal Penyajian, Pengkajian dan Penciptaan Musik 2024-07-29 2024-07-29 1 2 74 82 10.36761/stretto.v1i2.4445 FUNGSI MUSIK UNTUK UPACARA RITUAL DOA SOR’O PADA MASYARAKAT NELAYAN DI DESA ROMPO KECAMATAN LANGGUDU KABUPATEN BIMA https://jurnal.uts.ac.id/index.php/sttreto/article/view/4631 <p><span class="fontstyle0">Penelitian ini berjudul “Fungsi Musik Untuk Upacara Ritual <em>Do’a Soro</em> Pada Masyarakat Nelayan Di Desa Rompo Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fungsi musik upacara ritual </span><em><span class="fontstyle2">Do’a Soro </span></em><span class="fontstyle0">pada masyarakat nelayan di desa Rompo Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat interpretif Yang melibatkan banyak metode dalam menelaah penelitianya. Teknik pengumpulan data dilakukan peneliti dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Upacara <em>Do’a Soro</em> adalah upacara yang sakral yang dilakukan oleh masyarakat desa Rompo satu kali dalam setahun, upacara ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap roh atau yang biasa mereka sebut </span><em><span class="fontstyle2">Ina Nasi</span></em><span class="fontstyle0">. Dalam prosesi upacara ritual ini menghadirkan musik </span><span class="fontstyle2"><em>Boe Genda</em> </span><span class="fontstyle0">yang berfungsi untuk mengiringi proses upacara dari awal sampai akhir upacara. Selain sebagai pengiring untuk upacara, musik dalam ritual </span><em><span class="fontstyle2">Do’a Soro </span></em><span class="fontstyle0">juga memiliki fungsi yaitu sebagai simbol ritual, sarana komunikasi, dan sarana hiburan. Selain itu juga musik </span><span class="fontstyle2"><em>Boe Genda</em> </span><span class="fontstyle0">memliki fungsi untuk para pemainnya yaitu musik sebagai pengalaman baru, dan musik sebagai sarana hiburan.</span></p> Copyright (c) 2024 STRETTO: Jurnal Penyajian, Pengkajian dan Penciptaan Musik 2024-07-29 2024-07-29 1 2 83 92 10.36761/stretto.v1i2.4631 KREATIVITAS KELOMPOK MUSIK BALE ALANG DALAM MENCIPTAKAN KOMPOSISI MUSIK TRADISI DI TALIWANG https://jurnal.uts.ac.id/index.php/sttreto/article/view/4704 <p>Secara struktural, tatanan dan kaidah penciptaan musik tidak hanya sekedar struktur musik yang jelas, tetapi juga merupakan proses kreativitas dan improvisasi dalam menciptakan musik. Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan mencipta. Dalam konteks yang lebih luas, kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan menanggapi masalah, ide, dan berpikir cepat. Musik tradisional identik dengan budaya lisan atau tradisi lisan sehingga menimbulkan kesenjangan dalam transmisinya. Berbeda dengan tata bahasa musik Barat yang sudah memiliki sistem notasi, musik tradisional masih menemukan bentuknya. Jika membandingkan suatu karya musik tradisional dengan komposisi baru, tentu semua orang beranggapan bahwa musik yang diciptakan terdengar lebih kekinian atau modern, padahal musik tradisional selalu mempertahankan standarnya. Kelompok musik Bale Alang merupakan kelompok musik tradisionl di Kabupaten Sumbawa Barat yang menciptakan music tradisi. Bentuk pertunjukan dan kreativitas musik dari kelompok musik Bale Alang memberikan nuansa yang berbeda sebagai sajian pertunjukan musik yang berkolaborasi dengan seni tari. Penulisan artikel ini menggunakan pendekatan Deskriptif Analitik dengan metode wawancara mendalam menggunakan format pertanyaan terstruktur terhadap Kelompok Bale Alang tentang proses kreatifitas dalam mencipatakan Komposisi Musik Tradisi. Kreativitas dalam musik selalu tentang mencipta, berkreasi&nbsp;serta membuat. Dalam prose berkreatifitas Kelompok Musik Bale Alang menggnakan pola pemikiran divergen dan konvergen. Dimana hasil dari pemikiran tersebut, kreativitas dapat diwujudkan dalam bentuk pendekatan multidisiplin yang mengajak elemen pelaku musik untuk berkolaborasi. Kolaborasi ini dapat melahirkan ide-ide baru berupa model penciptaan musik yang sesuai dengan era saat ini. Sehingga dalam konteks yang lebih luas, kreasi musik tradisional digunakan untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan sosial, seperti keberanian untuk selalu berpikir berbeda.</p> Muhari Ismar Pratama Andri Kiawan Copyright (c) 2024 STRETTO: Jurnal Penyajian, Pengkajian dan Penciptaan Musik 2024-07-29 2024-07-29 1 2 93 98 10.36761/stretto.v1i2.4704 KELOMPOK MUSIK THE JOLLY JAZZ PADA MASA KESULTANAN SUMBAWA TAHUN 1925-1950 https://jurnal.uts.ac.id/index.php/sttreto/article/view/4440 <p>Jolly Jazz merupakan kelompok musik jazz yang didirikan pada tahun 1925 pada masa pemerintahan Dewa Masmawa Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III (1883-1931). Para pengisi acara Jolly Jazz merupakan para bangsawan Kesultanan Sumbawa yang berbakat dalam bermusik dan pernah mengenyam pendidikan di luar Sumbawa, yaitu di Bima, Makassar, bahkan di Surabaya dan Yogyakarta. Salah satu pengelola The Jolly Jazz adalah M. Kahaluddin Daeng Manurung. Jolly Jazz yang berpusat di Sumbawa Sositet atau kamar bola merupakan fasilitas hiburan bersama Kesultanan Sumbawa dan Para Petinggi Belanda. Pertunjukan musik biasanya diadakan pada malam santai, seperti Sabtu malam, atau saat perayaan dan tamu Kesultanan. Jolly jazz sebenarnya merupakan sarana hiburan komunal, sehingga para penyanyi nya selain musisi keluarga sultan, juga merupakan pegawai Pemerintahan Belanda. Selain itu, kamar bola juga merupakan tempat bagi para pecinta anggar dan snooker yang fasilitasnya terletak di sisi timur gedung masyarakat.</p> <p> </p> <p> </p> Pelka Baynurda Copyright (c) 2024 STRETTO: Jurnal Penyajian, Pengkajian dan Penciptaan Musik 2024-07-29 2024-07-29 1 2 99 104 10.36761/stretto.v1i2.4440