WACANA KOLONIAL DALAM TUBUH SEKAR: KRITIK POSKOLONIAL BHABHA TERHADAP NOVEL HARI PELARIAN KARYA YULIA SUJARWO
Kata Kunci:
Hari Pelarian, Yulia Sujarwo, Homi K. Bhabha, PoskolonialAbstrak
Meskipun masa penjajahan Belanda di Indonesia telah resmi berakhir, penulis-penulis karya sastra pascakolonial sering kali kembali menggambarkan situasi tersebut dari berbagai perspektif, seperti yang terlihat dalam novel Hari Pelarian karya Yulia Sujarwo. Penggambaran situasi penjajahan ini memunculkan pertanyaan mengenai apakah wacana kolonial masih memiliki dampak terhadap pola pikir mereka yang pernah terjajah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana wacana kolonial tercermin dalam novel Hari Pelarian. Penelitian ini bersifat kualitatif dan menganalisis situasi sosial dalam novel yang menjadi ruang interaksi antara tokoh terjajah dan penjajah dengan menggunakan teori poskolonial Homi K. Bhabha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh pribumi, Sekar, yang berasal dari keluarga priyayi Jawa, menentang budaya dan tradisi masyarakat Jawa, khususnya pada strata masyarakat ningrat. Penolakan ini dipengaruhi oleh interaksi Sekar dengan tokoh penjajah, yang mengakibatkan internalisasi penuh wacana kolonial dalam dirinya.
Referensi
Ashcroft, B. (2003). Post-Colonial Studies: The Key Concepts. Routledge.
Bhabha, H. K. (1994). The Location Of Culture. Routledge.
Djalins, Upik and Rachman, N. F. (2013). Pengantar Untuk Membaca Karya Cornelis van Vollenhoven (1919) Orang Indonesia Dan Tanahnya.” In Orang Indonesia Dan Tanahnya. Sagjoyo Institue.
Edelwais, S. M. P. and S. (2023). Belanda yang Terhindiakan dalam Novel Helen dan Sukanta Karya Pidi Baiq Kajian Pascakolonial. Universitas Gadjah Mada.
Fanon, F. (1952). Black Skin, White Masks. Grove.
Faruk. (2007). Belenggu pasca-kolonial: hegemoni dan resistensi dalam sastra Indonesia. Pustaka Pelajar.
Gandhi, L. (2019). Postcolonial Theory: A critical Introduction. Columbia University Press.
Huddart, D. (2006). Homi K. Bhabha. Routledge 2 Park Square.
Hurgronje, C. S. (1913). De Islam In Nederlandsch-Indie. Baarn.
Putra, R. P. (2023). Hybridity And Mimicry On The Main Character In Abdoel Moeis’s Salah Asuhan. Journal Of Humanities And Social Studies, 3(1).
Ratna, N. K. (2008). Postkolonialisme Indonesia: Relevansi Sastra. Pustaka Pelajar.
Said, E. (1979). Orientalism. Vintage Books.
Salam, A. (2012). Identitas Dan Nasionalitas Dalam Sastra Indonesia. Humaniora, 15(1).
Spivak, G. C. (2003). Can the Subaltern Speak? Die Philosophin, 14(27).
Sujarwo, Y. (2019). Hari Pelarian. Gorga.
Teoh, J. G. I. (2019). Shadow Plays with Imperial Pasts: Writing Wayang in Pramoedya Ananta Toer’s The Fugitive. MFS Modern Fiction Studies, 64(3).
Upstone, S. (2009). Spatial Politics In The Postcolonial Novel. Palgrave Macmillan.
Young, R. J. C. (2016). Postcolonialism An Historical Introduction. Blackwell Publishing Ltd.